Fakfak – Presiden Yayasan Al-Faatih Kaafah Nusantara (AFKN), Ayahanda Ust. Fadzlan R. Garamatan menegaskan bahwa budaya Satu Tungku Tiga Batu yang menjadi budaya orang Kabupaten Fakfak harus dilihat sebagai sebuah embrio Pancasila,
Garamatan meminta kepada semua pihak terutama pemangku kepentingan di daearah ini (Fakfak-red) untuk berdiri sama tinggi, duduk sama rendah agar bersatu padu menjadi sebuah kekuatan besar membangun fakfak tanpa harus melihat latar belakang, suku, agama dan Ras manapun,
Hal itu disampaikan Presiden AFKN dalam sambutanya saat acara penyerahan bantuan beasiswa merah putih kepada siswa dan mahasiswa dengan program “Saa Aur Saa”, senin, (16/8) digedung Winder Tuare Fakfak secara virtual.
Ditegaskan, KH. Fadzlan Rabbani Garamatan bahwa program tersebut murni dari AFKN dengan tetap melihat aspek pembangunan disegala bidang terutama pendidikan di Tanah papua – papua barat dan Kabupaten Fakfak pada khususnya.
Fadzlan mengingatkan kepada semua pihak bahwa Kabupaten Fakfak merupakan kabupaten tertua di tanah papua dan sebentar lagi 16 November 2021 yang merupakan hari bersejarah dimana Ulang Tahun Kabupaten Fakfak ke – 121 nanti kita semua patut mengakui belum terlalu banyak memberikan nilai – nilai pembangunan terhadap perut bumi kita tercinta ini,
Walaupun para pemimpin-pemimpin daerah terdahulu atau para mantan bupati dan wakil bupati fakfak sudah melakukan itu tapi tidak mengurangi rasa persatuan dan kebersamaan,
Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, kita bahu-membahu membangun Kabupaten Fakfak tercinta ini dengan baik, “Melihat masalah fakfak menjadi masalah kita semua”, Tegas Fadzlan Garamatan.
Dia mengkritisi adanya keberpihakan pemerintah dalam mengembangkan sumber daya manusia di Kabupaten fakfak, belum adanya seorang Jenderal TNI/Polri dari Kabupaten Fakfak,
“Belum ada Kapolres dari fakfak sementara Kabupaten fakfak besok sudah beranjak usia Ke – 121 Tahun (16 November 2021), belum adanya Dandim dari anak asli fakfak, tentunya ini semua menjadi koreksi total dan pukulan berat bagi kita semua, terutama para pejabat asal anak asli kabupaten fakfak”, Kritik Fadzlan Garamatan.
Garamatan berharap semua pihak tidak lagi melihat kekurangan yang ada di fakfak adalah kekurangan segelintir orang tetapi kekurangan kabupaten fakfak adalah kekurangan kita semua, kekurangan kita bersama sehingga semua memiliki tanggung jawab moril kedepan.
“Program Saa Aur Saa merupakan bentuk kegiatan yang secara tidak langsung mengetuk hati bangsa Indonesia bahwa Kabupaten Fakfak salah satu kabupaten tertua yang butuh sentuhan program dan kebijakan secara nasional disegala bidang, terutama pendidikan”, Jelasnya melalui Zoom Meeting, senin, (16/8).
“Masalah Kabupaten fakfak hari ini adalah masalah yang harus dibahas bersama-sama karena kita sudah tidak lagi melihat kekurangan di Kabupaten fakfak tetapi kekurangan yang ada adalah kekurangan kita semua,
Hari ini AFKN Seluruh Indonesia melalui AFKN Kabupaten Fakfak bergerak dengan program Beasiswa Merah Putih Saa Aur Saa sebagai konsep untuk disampaikan kepada bangsa bahwa saatnya kita bersama-sama dan berdiri sebagai kekuatan pertama,
Kekuatan Satu Tungku Tiga Batu menjadi embrionya Pancasila, Embrionya Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, menjadi Embrio Ketuhanan Yang Maha Esa, Menjadi Embrio Persatuan Indonesia, Embrio Musyawarah untuk Mufakat, dan Embrio Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Bacalah Kabupaten Fakfak dengan tiga hal, Kekurangan, Kelemahan, kesalahanya, tentunya bacalah fakfak dengan Kelebihanya, sama halnya dengan budaya hidup dan kehidupan orang fakfak pada tiga agama keluarga yaitu, Agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katholik, serta Hindu Budha, itulah indahnya fakfak”, Papar Fadzlan Garamatan, (ret)