Tual – Hanya ditangan kepemimpinan Kepala Kecamatan Pulau – Pulau Kur, Lajania Madamar, dan melalui perjuangan panjang yang cukup melelahkan, sejarah bangsa indonesia baru pertama kali, pelaksanaan MTQ Ke – VII Tingkat Kota Tual dilaksanakan di Kecamatan Pulau – Pulau Kur yang dipusatkan dilapangan Desa Sermaf,
Kegiatan yang dilangsungkan sejak 25 – 30 Mei 2021 dengan menghadirkan ratusan peserta dari 5 Kecamatan itu ternyata memiliki catatan perjalanan panjang serta perjuangan yang memakan waktu begitu lama, kemudian pertimbangan yang sangat matang, tetapi demi nama baik para leluhur dan daerah pemerintahanya, nyawa jadi taruhan.
Menurut Lajania bahwa ada hal yang membuatnya termotivasi sehingga agenda tingkat kota tual itu bisa diarahkan ke kecamatan pulau kur yang daerahnya ditempuh hanya mengandalkan transportasi laut, banyak pihak terpaksa berbantal ombak dan berselimut angin namun bukan halangan mengikuti pelaksanaan MTQ Ke – VII kemarin di Pulau – Pulau Kur
Saat ditanya mengenai motivasi dan alasan Kecamatan Pulau – Pulau Kur bersedia menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQ Ke – VII Tingkat Kota Tual Tahun 2021, penjelasan kepala kecamatan pulau – pulau ini terpatah-patah, bukan akibat jaringan telkomsel melainkan dia merasa terharu, bahkan beliau menangis
Meskipun sukses penyelenggara dan prestasi diraih oleh tuan rumah tetapi demi mempertahankan wibawah, harga diri, harkat dan martabat para leluhur di Negeri Makara tercinta maka optimis MTQ tersebut berlangsung sukses walaupun tidak sedikit juga tantangan yang telah dilalui sepanjang event kemarin,
“Jadi yang membuat saya harus betul-betul bersemangat untuk mendorong MTQ di Kecamatan Pulau – Pulau Kur adalah,
Pertama, untuk membantah stigma dan opini bahwa Kur identik dengan kekerasan, kur identik dengan ketertinggalan dan keterbelakangan dari semua aspek kehidupan,
Kedua, saya berani dan siap mengambil agenda tingkat kota tual ini di kecamatan kur karena selama ini juga ada stigma dan opini bahwa cerita tentang islam di kur itu merupakan fatamorgana belaka,
Ketiga, perdebatan tentang napaktilas perjalanan islam dalam konteks kota tual dan maluku tenggara kita harus jujur mengakui bahwa kwalitas dan kwantitas pemuda dan komponen masyarakat kur sangat terbelakang.
Keempat, melalui moment MTQ ini pemerintah kota tual bisa melihat dan meningkatkan infrastruktur dan pelayanan dasar karena diwilayah kecamatan ini pelayanan pemerintahan sangat terbatas”, Itulah pertimbangan kenapa MTQ harus dilaksanakan di Kecamatan Pulau – Pulau Kur,
Camat mereview kembali sambutan walikota tual pada pelaksanaan MTQ Ke – VI Tahun 2019 di Kecamatan Dulah Selatan, ketika itu Kafilah Kecamatan Pulau – Pulau menjadi peserta pertama yang dilepas oleh Walikota dalam pawai ta`aruf,
Pengakuan Lajania sebagai Camat Pulau – Pulau Kur bahwa, Walikota Tual, Adam Rahayaan mengakui dan sangat tau benar di Kecamatan Pulau – Pulau Kur ada suara – suara bagus tetapi itu hanya sebatas lagu-lagu qasidah.
Sebagai putra daerah yang kini menjabat sebagai Kepala Kecamatan Pulau – Pulau Kur pihaknya merasa tertantang dengan pernyataan Walikota Tual,
Tantangan itulah dia (Camat Kur-red) berani menerima amanah sebagai tuan rumah MTQ Ke – VII di Kecamatan Kur dan buktinya bukan sebatas Qasidah melainkan ada sumber daya manusia dari aspek seni baca al-qur`an cukup banyak disana
Kedepan prestasi ini terus dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan dan untuk mengurus dan mengelola sumber daya qori-qori`ah ini membutuhkan perna semua pihak sebab prestasi tersebut merupakan aset bersama masyarakat di kecamatan pulau – pulau kur khususnya dan umumnya aset pemerintah kota tual.
“Sebagai Camat dan sebagai putra daerah saya sangat tertantang dan dalam benak hati saya, saya akan membuktikan itu dan secara spontan saya menyatakan kepada bapak walikota tual bahwa saya siap menjadi tuan rumah MTQ Ke – VII tingkat kota tual di kecamatan pulau – pulau kur”, Urai Madamar menerima tantangan Walikota tual.
Harapan saya kepada orang tua dan seluruh masyarakat pulau-pulau kur bahwa MTQ Ke – VII Tingkat Kota Tual tahun 2021 di Bumi Makara kemarin merupakan pintu masuk untuk membuka semua sekat-sekat kegundahan, kegelisahan yang selama ini terjadi, melalui MTQ tersebut semua orang menyaksikan khususnya putra – putri peserta MTQ Kafilah tuan rumah tampil tanpa beban.
Sebagai orang tua harus lebih berperan aktif membangun kerja sama dalam membangun nilai-nilai al-qur`an terhadap setiap anak, orang tua harus menjadi motivator terhadap anak, selalu ingatkan untuk rajin belajar dan mengaji, mengawasi mereka dalam setiap kegiatan sekolah,
Peran yang kedua adalah guru dan terutama tempat pengajian al-qur`an (TPA) harus lebih aktif untuk mengasah anak-anak kita dalam minat baca al-qur`an dalam rangka persiapan pelaksanaan perlombaan MTQ ditahun-tahun mendatang.
“Bukan mustahil suatu ketika putra – putri kita di kecamatan pulau – pulau kur menjadi aset kota tual dan kepulauan kei, hal ini bisa terwujud apabila semua pihak berperan dan mendorong adanya peningkatakan kwalitas pendidikan anak lebih khusus tentang minat baca al-qur`an dibumi makara”, Pesan dan imbauan kepala kecamatan pulau – pulau kur, (ret)