“Kita harus mengundang investasi yang seluas-luasnya dalam rangka membuka lapangan pekerjaan. Jangan ada yang alergi terhadap investasi. Dengan cara inilah lapangan pekerjaan akan terbuka sebesar-besarnya. Oleh sebab itu, yang menghambat investasi, semuanya harus dipangkas, baik perizinan yang lambat, berbelit-belit, apalagi ada punglinya!” (Pidato Visi Indonesia , Presiden Jokowi, Sentul 14 Juli 2019)
Jakarta – Menteri Investasi/Kepala BKPM – RI, Bahlil Lahadalia mengungkapkan tiga hal yang dapat mempermudah Investor dapat berinvestasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia diantaranya stabilitas politik, kepastian hukum, dan kenyamanan,
“Sebuah Investasi akan masuk (Indonesia-red) apabila memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah, stabilitas politik, kepastian hukum dan sudah barang tentu adalah, rasa aman mereka (Investor)”, Begitu disampaikan Bahlil di program Dua Sisi TvOne, 13 Januari 2022 lalu.
Menurut Bahlil, tidak ada Investor yang masuk untuk berinvestasi ke daerah apabila situasi diseklilingnya tidak nyaman, dan sangat rugi ketika sebuah daerah tidak ada Investor karena semua persoalan akan dibebankan kepada negara melalui APBD.
“Bahwa Investasi masuk disebuah wilayah atau daerah apabila ada sebuah stabilitas, dan Jika investasi kalau tidak masuk daerah maka daerah tersebut akan rugi sebab beban anggaran negara atau daerah tidak mampu untuk mengakomodir semua kebutuhan bangsa kecuali ada keterlibatan pihak swasta.”, Terang Lahadalia.
Terpisah, Menteri Investasi/Kepala BKPM. Bahlil Lahadalia saat melakukan orasi ilmiah disejumlah Kampus di Indonesia, termasuk Jayapura, Papua dan terakhir di Makassar, Sulawesi Selatan.
Bahlil Lahadalia didampingi pejabat Freeport Indonesia, diberbagai kampus yang diminta untuk melakukan Orasi Ilmiah terkait, Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi dengan kearifan lokal.
Dia selalu berharap kepada Mahasiswa di seluruh indonesia agar setelah kuliah bisa menjadi seorang pengusaha yang memiliki jiwa kreatif dan inovatif, dan tidak saja menanamkan pikiran bahwa selesai dari kuliah harur sebagai seorang ASN.
“Saya mau sampaikan, hari ini 7 Juta orang Eksisting yang siap mencari kerja, angkatan per tahun dari Aceh sampai Papua sebanyak kurang lebih 7 Juta jiwa plus SMK,
Kemudian untuk karyawan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK saja akibat karena terjadi Pandemi Covid-19 sebanyak kurang lebih 6 Juta Jiwa,
Jika ditotalka hari ini makan sekitar 15 sampai dengan 16 Juta Jiwa yang jadi pengangguran di Indonesia, karena itu investasi salah satu solusinya”, ujar Bahlil.
Sementara yang diterima oleh Pemerintah dari Unsur ASN, BUMN, TNI/Polri tidak lebih dari 1 Juta orang tiap tahun, pertanyaan kemudian, sisanya (Pengangguran-red) itu mau dikemanakan bangsa dan negara ini,
Hal inilah kata dia, yang pemerintah mendorong untuk Investasi harus masuk ke Daerah dan kemudian berkolaborasi sehingga dapat menggenjot tenaga kerja yang banyak-banyak ini, Urai bahlil dalam orasinya di Papua kemarin.
Lanjut dikatakan bahwa keberadaan Investor untuk berinvestasi di Negara Indonesia maupun ke berbagai daerah bukan semata-mata tidak ada tujuan,
Semuanya adalah dalam rangka untuk bagaimana menjawab tantangan besar dimana ada pengangguran akibat dampak Pandemi Covid – 19 cukup tinggi, diluar Lulusan SMA.
Kedepan, bahlil pastikan melalui hilirisasi banyak ketersediaan lapangan pekerjaan tergantung mahasiswa itu sendiri mampu menjemput kwalitas dirinya sesuai kemampuan disiplin ilmunya atau tidak, sebab banyak Mahasiswa usai wisuda menunggu akan melamar jadi ASN.
Berada di Kampus Unversitas Cenderawasih Jayapura, Papua, sebagai anak Kampus yang telah menyelesaikan studi S-2 disana, Bahlil kemudian pergi selama 13 tahun dan kembali setelah itu bukan lagi menjadi Mahasiswa namun menjadi Pemateri dan juga sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM RI
Dalam Orasinya lebih lanjut, Bahlil paparkan data pertumbuhan Investasi di Indonesia sejak ia masuk dan menjabat sebagai Menteri Investasi setelah dipercayakan oleh Presiden Joko Widodo – Kiyai H Ma`ruf Amin di periode kedua ini.
Bahlil katakan bahwa indonesia berkinginan agar membangun hilirisasi agar terjadi pertumbuhan di kawasan – kawasan ekonomi serta penciptaan lapangan pekerja,
Jika tidak membangun hilirisasi di daerah bagaimana negara bisa membangun lapangan pekerjaan. namun kemudian hilirisasi harus membuat anak-anak daerah menjadi tuan di negerinya sendiri,
Hilirisasi juga harus membangun hubungan kerjasama dengan Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) maupun Pengusaha-Pengusaha Daerah lainya.
Bahlil meski mengakui keberadaan Freeport hari ini di Tanah Papua sangat besar konstribusinya namun tidak afdol ketika tidak libatkan anak-anak daerah menjadi tuan di Negerinya sendiri.
“Kita ingin hilirisasi untuk mencipatakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru sekaligus menciptakan kesempatan kerja, jika hilirisasi di daerah nanti maka bagaimana kita mampu mencipatakan lapangan pekerjaan,
Freeport ini saya sudah ngomong sama petinggi-ptingginya bahwa, oke lah, kita bangga pertumbuhan Freeport yang luar biasa tetapi keterlibatan anak-anak papua belum maksimal untuk mencapai apa yang diharapkan di bumi Cenbderawasih”, Oras Bahlil di Jayapura beberapa waktu lalu.
Ditambahkan Mantan Loper Koran di Jayapura (Bahlil-red), “Papua kedepan model apapuan kita butuh pembangunan ekonomi dan investasi masuk ke sebuah wilayah apabila ada stabilitas, Negara kita, GDP kita sekitar 18 ribu triliun,
APBN kita plus pembiayaan itu kurang lebih ada 3 ribu tiriliun, 18-19 Persen konstribusi Ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah, selebihnya swasta, jadi kalau investasi tidak masuk ke daerah maka daerah itu rugi.”, Ujar Bahlil
Diungkapkan lagi bahwa, Freeport memberikan Konstribusi kepada Papua kurang lebih 25 – 30 Persen, dan timika 60 persen, contohnya saja, dan kalau ini mampu dikolaborasikan untuk membangun Investasi yang lain maka saya yakin bisa dan papua lebih maju, singkatnya. (ret)