Munaslub itu bukan barang haram, kata Bahlil lahadalia, foto ; rustam rettob/mataradarindonesia.com
Laporan : Rustam Rettob/Wartawan
Jakarta – Menteri Investasi/Kepala BKPM RI. Bahlil Lahadalia mengungkap fakta dibalik perjuanganya untuk membesarkan Partai Golkar di Tanah Papua, perjuangan saat itu nasibnya ibarat telur diujung tanduk, Menurut Bahlil mengelola Golkar di Tanah Papua tak sebanding mengelola Golkar di Pulau Jawa karena memiliki jangkaungan yang sangat sulit antar Kabupaten/Kota.
“Mengelola Golkar di tanah Papua tidak sama seperti mengelolan Golkar di Pulau Jawa, luas wilayah Papua itu 3 setengah kali pulau jawa dengan tingkat kesulitan yang sangat luar biasa sulit, ada 29 Kabupaten/Kota di Provinsi saat itu, konsolidasi antar Kecamatan saja harus menggunakan akses udara bukan antar Kabupaten,”, Ungkap Bahlil. di Hotel JS Luwansa. Jl. H. R. Rasuna Said, Karet Kuningan, Jakarta, rabu, (2/8) malam.
Ditengah rumitnya berjuang untuk besarkan Golkar di Tanah Papua, pada Tahun 2009. Golkar menempati posisi Ketua DPRD Provinsi, selanjutnya Golkar menang 16 Bupati/Walikota dari 29 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua saat itu.
Ketika menjabat sebagai Bendahara Partai Golkar Provinsi Papua, ketika itu yang menjabat sebagai Ketua DPD Provinsi Papua adalah Habel Melkias Suwae (Alm). saat kampanye dalam rangka suksesi Alm. Habel sebagai Calon Gubernur Papua. Bahlil mengaku sempat diancam untuk dibunuh namun dia sempat tertolong Tito Karnavian.
Untuk menyelamatkan Nyawa Bahlil bersama beberapa tim Kampanye saat itu Tito mengevakuasi mereka dari akses udara, andaikan saat itu Tito selaku Kapolda tidak bertindak cepat untuk amankan tim Kampanye Habel yang didalamnya ada Bahlil Lahadalia mungkin saja hari ini mereka telah tiada.
“Banyak orang pertanyakan, apakah saya Kader Golkar. Apa Konstirbusi saya selama ini kepada Partai Golkar.?biarkan sejarah mencatat itu semua, bahwa Tahun 2000-2021 saya menjabat sebagai Wakil Sekretaris AMPG diera Kepemimpinan Pak Marthen Marey, pernah masuk dalam struktur kepengurusan Kompartemen Pemuda dijaman Pak Fredy Latumahina,
Selanjutnya di Tahun 2009. Saya menjadi Bendahara Partai Golkar di Provinsi Papua membawahi 29 Kabupaten/Kota, kami dilantik oleh Bang Aburizal Bakri termasuk KTA saya ditanda tangani Bang Ichal. Sekjendnya adalah. Pak Idrus Marham dan Bendahara Umum Pak Setya Novanto.
Setelah itu pada Tahun 2012-2014, saya kemudian fight menjadi Ketua Umum BPP HIPMI, karena terpilih maka mulai saya tidak lagi menjadi Anggota Golkar Kader Struktural, saya tidak menjabat dan saya keluar karena saya fokus untuk menjadi Ketua Umum BPP HIPMI, kemudian saya jadi Menteri Investasi/Kepala BKPM RI saat ini tidak atas dasar rekomendasi Partai Golkar tapi ditunjuk langsung Presiden Jokowi.
Lalu Kosntribusi apa yang mereka maksudkan, Nyawa kami kami jadi taruhan dan terancam, selama saya mengabdi di Partai saya tidak pernah mau menjadi Anggota DPR atau Calon Kepala Daerah walaupun banyak tawaran tapi saya menolak karena saya hanya ingin megabdi untuk partai.
Nah, sebagai bendahara tugasnya mengeluarkan uang tapi saya pernah menhitung itu, yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah begitu nyawa kami jadi taruhan kami keluar dari partai. ? saya hadapi itu semua karena sebagai kader yang didoktrin Kader patriot politik golkar untuk mau rela mempertaruhkan segalanya untuk partai.
Sekarang saya tanya balik, mereka yang ngomong-ngomong ini pernah mempertaruhkan nyawa mereka atau belum, sudah berapa besar konstribusi mereka terhadap partai, baru bantu sedikit tidak usah ngomonglah, kalau saya type orang yang kase sedikit biacar segala, kalian dapat jabatan dari Golkar jadi wajib untuk berkonstribusi.”, Urai Bahlil di Hotel Luwansa. Kuningan Jakarta. Rabu, (2/8) malam.
Bahlil kemudian tidak menyalakan siapa pun yang pernah mengatakan dirinya bukan Kader Partai Golkar. Apa konstribusinya terhadap Partai Golkar, alasan ia tidak menyalahkan siapapun itu karena dia menjadi Bendahara DPD Golkar Papua bukan sebagai DPD Golkar Jawa Barat sehingga harus terkenal dimana-mana.
“Bagi teman-temana saya atau saudara-saudara saya tidak mengetahui siapa saya ya saya tidak salahkan mereka dong, wong saya jadi Bendahara BPD HIPMI Papua bukan jadi Bendahara BPD HIPMI Jawab Barat”, Ucap bahlil di Hotel JS Luwansa Jakarta.
Meski demikian, bahlil mengaku sebagai kader tetap taat azas. dia tidak garasa grusu mau mengambil alih Ketua Umum Partai Golkar, jika ada pintu depan tidak mungkin mau lompat lewat jendela apalagi pintu belakang,
Bahlil katakan jika ada Munas kenapa harus dengan cara lain namun Munaslub bukan barang haram juga untuk harus dilakukan sepanjang permintaan DPD Provinsi karena diatur didalam AD/ART Partai beringin ini,
Munaslub yang juga diatur didalam AD/ART bisa saja dilakukan apabila ada persoalan lain yang sangat fatal atau luar biasa dan tidak bisa ditolerir. Dua hal ini yang menjadi alasan Munaslub bisa digelar dan harus melalui mekanisme Partai.