Jakarta – Pasca Pemerintah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak), Sabtu, (3/9) kemarin tidak sedikit orang yang melakukan protes dengan berbagai cara hingga kelompok mahasiswa menggelar aksi demo diberbagai wilayah di Indonesia.
Tidak kalah penting, selain mahasiswa dan publik lainya, ada dua Mantan pejabat bekas Pecatan Presiden Jokowi turut memprotes kebijakan Jokowi soal kenaikan harga BBM dimana dampak dari kenaikan harga dimaksud terjadi kenaikan harga terhadap berbagai sektor ekonomis.
Kedua bekas pejabat tersebut adalah, Menteri Pecatan Presiden Jokowi itu adalah, Rizal Ramli, Mantan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, dan Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu.
Menteri Pecatan yang didaulat Ekonom senior, Rizal Ramli merespons kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kritik keras yang dialamatkan buat Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bahwa, menurutnya, keputusan menaikkan harga BBM sebagai bentuk kebijakan pemerintah adalah kebijakan unbrilian alias keputusan tak cerdas, kata bekas Menko Perekonomian yang dipecat Jokowi itu.
Rizal Ramli mengatakan dari dulu, pemerintahan Jokowi selalu mengandalkan cara -cara instan untuk mengurai berbagai masalah yang ada di negara ini, dua cara andalan yang kerap ditempuh pemerintah adalah menaikkan harga atau menambah utang negara.
“Pemerintah Jokowi tidak kreatif,, selalu mencari cara yg gampang yaitu ‘nambah utang’ dan ‘menaikkan harga2’ yg bikin susah rakyat! Pejabat yg ilmunya cuman segitu, ndak usah S3 !” kata Rizal Ramli dalam sebuah cuitan di akun twitternya @RamliRizal dikutip mataradarindonesia.com.
Sementara Muhamad Said Didu, bekas Sekretaris BUMN mengkiritk Jokowi yang pernah berjanji menjamin harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, listrik, dan gas LPG tiga kilogram tidak akan naik hingga akhir tahun.(2022-red).
Subsidi untuk komoditas-komoditas itu dipastikan terus digulirkan di tahun depan jika kondisi perekonomian dunia membaik serta konflik antara Rusia dan Ukraina mereda.
“Bapak Presiden yth, bolehkah rakyat diberikan kode mana kata-kata Bpk yg rakyat boleh pegang bhw hal tsb akan dilaksanakan sesuai dg yg dikatakan? Ini pernyataan Bpk bulan Juli 2022,” tulis M Said Didu di Twitter, Minggu (4/9) dikutip mataradarindonesia.com
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan harga BBM naik. Kepala Negara mengatakan subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran.
“Harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian,” kata Jokowi, pada Sabtu 3 September 2022.
Jokowi mengatakan, dirinya sebenarnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi APBN. Namun dia mengatakan anggaran subsidi BBM terus naik.
“Tetapi anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun dan akan meningkat terus,” tuturnya.
Selain itu, menurut Jokowi, saat ini subsidi BBM lebih banyak digunakan kelompok ekonomi mampu yakni sebanyak 70 persen
“Seharusnya uang negara itu diprioritaskan untuk memberi subsidi kepada masyarakat yang tidak mampu. Dan saat ini pemerintah harus membuat keputusan di waktu yang sulit,” ujarnya. (ret)