Jakarta – Belakangan isu musyawarah Nasional (Luar Biasa) atau Munaslub Partai Golongan Karya (Golkar) untuk menggantikan Ketua Umum Bahlil Lahadalia viral diberbagai media cyber maupun media sosial. Ternyata isu tersebut hanyalah isapan jempol alias tidak jelas karena hanya sebatas kabar bohong. pasalnya pihak-pihak yang berkompeten telah memberikan pernyataan membantah isu tersebut.
Ketua Bidang Keagamaan dan Kerohanian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Nusron Wahid, menolak namanya dikaitkan dengan isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mengganti Ketua umum Bahlil Lahadalia. menteri ATR/kepala BPN juga membantah isu bahwa ada pembicaraan antara dirinya dengan istana terkait rencana Munaslub. Bahkan dia menjamin tidak ada pembicara serupa antara istana dengan elit Golkar lainnya.
Baca juga : Profile Bahlil Lahadalia Kader Patriot Partai Golkar dari Papua.
“Saya tidak tahu tentang isu tersebut (Munaslub Golkar-red). Sampai hari ini tidak pernah ada pembicaraan di lingkungan istana kepada saya, ataupun kepada pihak-pihak lain di lingkungan Partai Golkar yang membicarakan tentang masalah isu Munaslub” Kata Nusron kepada awak media di acara Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kalimantan Selatan di Fugo Hotel Banjarmasin, Minggu 3 Agustus 2025 kemarin dikutip dari golkarpedia.com.
Bersama Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia dan didampingi Sekjen Sarmuji, Bendahara Umum Sari Yuliati dan jajaran pengurus lainnya, Nusron yang hadir dalam konferensi pers menegaskan bahwa saat ini fokus terhadap sejumlah topik berkaitan dengan program-program pemerintah mulai dari pengentasan kemiskinan, swasembada pangan dan energi, hilirisasi, mensukseskan program 3 juta rumah untuk menyediakan hunian layak, sekolah rakyat, dan lain-lain.
Baca juga : Derita Bahlil Besarkan Partai Golkar di Tanah Papua
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Komunikasi Digital, Meutya Hafid, menegaskan bahwa Partai Golkar saat ini tengah fokus mengawal program dan kebijakan Presiden Prabowo Subianto. Dia menyatakan tidak ada wacana Partai Golkar untuk mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
“Partai Golkar tengah fokus mengawal berbagai kebijakan dan program Presiden Prabowo Subianto. Kami ingin seluruh program Bapak Presiden dapat berdampak langsung ke masyarakat serta tersampaikan dengan baik. Tidak ada rencana untuk mengadakan Munaslub,” ujar Meutya dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin 4 Agustus 2025.
Menurut Meutya, isu mengenai Munaslub maupun isu politik lainnya yang berkembang bagian upaya untuk memecah soliditas Partai Golkar yang saat ini sedang fokus mengawal pemerintahan Presiden Prabowo, baik di eksekutif maupun legislatif.
“Munculnya isu mengenai Munaslub dan isu lain yang beredar kemungkinan untuk memecah Partai Golkar yang tengah solid untuk mendukung dan mengawal program Presiden Prabowo Subianto di eksekutif maupun legislatif. Bahkan kami meyakini seluruh kader Partai Golkar di pusat sampai ke tingkat desa tengah fokus mengawal program-program Bapak Presiden yang berdampak positif bagi masyarakat,” tegas Meutya.
Presiden Prabowo Subainto memuji Ketua Umum Partai Golkar yang sekaligus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Menurut Prabowo, Bahlil adalah sosok yang pintar, Prabowo mengenal lebih dekat Bahlil saat masuk di Kabinet Kerja Jokowi. Saat itu, Bahlil menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM.
Baca juga : Rekrut Anak Muda Masuk Golkar, Bahlil : Politik Serius tapi Jangan Kaku
“Walaupun kenalnya belum lama, tapi saya harus akui saya terkesan sama saudara Bahlil, terkesan bener. Beliau saya lihat gerak-geriknya pemikirannya, ucapannya, pandangan-pandangannya cukup meyakinkan, serius ini,” ungkap Prabowo saat menghadiri HUT-60 Golkar di Sentul International Convention Center, Jawa Barat, Kamis (12/12/2024) belum lama ini.
Prabowo saat itu merasa kaget dengan keputusan Presiden Jokowi memilih Bahlil untuk menjadi Menteri Investasi. Biasanya yang menjabat sebagai Menteri Investasi adalah lulusan luar negeri, namun tidak dengan Bahlil.
“Waktu saya gabung dengan Pak Jokowi di kabinet, saya agak aneh juga beliau dipilih jadi Menteri Investasi, biasanya Menteri Investasi lulusan di universitas (di) Amerika, iya kan? Harvard, atau Standford, atau Berkeley, kalau nggak Amerika minimal Inggris lah Oxford, Cambrige, atau Sorbon,” ujarnya.
Prabowo pun akhirnya mendekati Bahlil. Dengan sedikit canggung Prabowo coba bertanya dan mengobrol dengan Bahlil untuk mendapatkan informasi tentang dirinya.
“Pelan-pelan saya nanyanya takut tersinggung Pak Bahlil Anda lulus dari universitas mana? Pak universitas saya nggak ada di Google, habis itu Anda kalau ketemu investor asing gimana? saya nggak mau tanya Anda bahasa Inggrisnya bagus nda, dia bilang ke saya nda ada masalah lah itu, itu pengusaha pejabat dari Korea juga gak bisa Inggris, dari Jepang juga nggak bisa bahasa Inggris, saya punya 4 penerjemah,” tutur Prabowo menceritakan soal Bahlil.
Prabowo pun akhirnya bilang kalau Bahlil adalah sosok yang pintar.
“Pinter juga orang ini walaupun universitasnya nggak ada di Google ternyata saya lihat boleh juga orang ini. Jadi ternyata beliau besar di Fakfak itu di pantai ya, jadi waktu kecil orang tuanya selalu kasih makan ikan jadi cerdas,” ucapnya.
Sanjungan ke Bahlil belum berhenti. Menurut Prabowo, Bahlil adalah sosok yang pintar baik di bidang ekonomi maupun politik.
“Seorang pemimpin politik ya harus demikian, mengerti masalah politik, mengerti ekonomi, mengerti kenegaraan, mengerti operasi. Kalau nggak bisa jadi pemimpin politik, dan ternyata penilaian saya benar beliau terpilih sebagai Ketum Golkar, pintar, cerdas, jadi soal kesetiaan jangan ragukan lah” sebutnya.
(ret/waty/dad)