Fakfak – Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Fakfak, Rahman Patur mengatakan, Sumber Daya Alam (SDA) di tanah papua sangat berlimpah ruah, karena itu tidak ada orang lain yang sebetulnya mengelola SDA tersebut kecuali orang asli papua sendiri, pertanyaan kemudin, seberapa banyak OAP yang bergerak dibidang swasta untuk mengelolan SDA alam begini banyak, ?
Hal itu disampaikan Mantan Ketua Umum HMI Cabang Fakfak, Rahman Patur, S.AP kepada mataradarindonesia.com, minggu, (2/8) sore dini hari, Rahman bahkan mengkritisi ketika banyak anak-anak OAP yang selama ini memiliki kemampuan disegala bidang di negerinya sendiri (Papua-red) hanya konsentrasi untuk menjadi seorang ASN tanpa melihat kekayaan alam di tanah papua berlimpah ruah dan dapat dikelola dengan cara apapun oleh mereka
Menurut Rahman Patur, sebetulnya kalau mau dilihat dari sisi pendapatan dan pengembangan cakrawala berpikir anak-anak papua, tidak hanya sebagai seorang ASN tetapi bagaimana dia mampu mengelaborasikan ilmu pengetahun yang dia milik untuk mampu membangun papua dengan caranya sendiri, mungkin bisa sebagai pengusaha atau menjadi patner dalam bidang swasta lainya,
Secara khusus Rahman Patur mengkiritis generasi muda terutama mereka yang saat ini mengejar sebagai seorang ASN dilingkungan pemerintah daerah kabupaten fakfak, menurut dia, lemahnya kita di fakfak, kata dia, hampir semua anak-anak yang lulusan SMA maupun Sarjana semua ingin jadi ASN, sementara bukan hanya saja di ASN mereka bisa mengambil bidang lain untuk kehidupan sehari-hari,
Kata dia, mindset berfikir seperti ini yang daerah (Fakfak-red) ini susah berkembang, PNS seakan akan pekerjaan yang paling TOP dan tidak ada lagi pekerjaan selain ASN, “Padahal Tuhan sediakan alam yang begitu kaya untuk kita kelola menjadi hasil yg dapat merubah Nasib hidup kita kedepan”, Ulasnya kepada media ini,
“Contohnya tidak perlu jauh-jauh, mengenai PENGUSAHA saja, adakah (OAP) yang jadi pengusaha besar ? Kalau ada pun tidak lebih dari 2 orang, padahal kita selalu teriak alam kita kaya, penuh dengan ini dan itu, tapi kenapa kita masih jalan ditempat ? Karena kita punya mindset berfikir hanya tertujuh pada satu titik saja, sedangkan banyak titik yang dapat di urai menjadi ukiran kehidupan yang indah”, Terang rahman Patur,
Rahman Patur minta dan berharap bagi mereka yang kemudian tidak lolos sebagai ASN untuk tidak menggiring semua persoalan ini pada porsi menolak UU Otsus Jilid – II karena menganggap pemerintah tidak berhasil memberdayakan anak papua sendiri, menurut dia hal ini nantinya sangat merugikan masyarakat banyak di tanah papua didalamnya kabupaten fakfak
“Jangan karena gagal disatu titik baru mulai jadikan REFERENDUM sebagai instrumen untuk takuti negara, jangan, Negara sudah memikirkan semua hal yang terjadi ditengah masyarakat, termasuk soal gejolak pro kontra Otsus Jilid – II saat ini, jangan karena atas kepentingan satu atau dua orang sehingga bisa mengorbankan masyarakat umum”, Prihatin Rahman, (ret)
