Para elite Partai NasDem gaduh setelah penetapan tersangka kasus korupsi Johnny Gerard Plate. Kasak-kusuk pengakuan Johnny terkait adanya aktor dari partai lain yang terlibat kasus Bakti Kominfo muncul dalam diskusi internal NasDem.
“Gimana, Mat?” tanya Surya Paloh ketika itu. Di kalangan internal NasDem, Ahmad Ali kerap dipanggil dengan sapaan akrab Mat Ali.
“Lebih bagus dibuka (kasusnya) lebih awal supaya kemudian kita 9 bulan ini cukup waktu untuk konsolidasi,” tutur Ahmad Ali menceritakan ulang diskusi internal Partai NasDem itu.
Persamuhan dengan sajian nasi uduk, ayam goreng, empal, dan kopi ini dihadiri oleh dua menteri dari Partai NasDem, yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Bersama mereka, ada juga petinggi partai lainnya, seperti Ahmad Sahroni, Charles Meikyansyah, dan Willy Aditya.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate saat ditahan Kejagung atas dugaan kasus korupsi BTS 4G, Rabu (17/5/2023). Foto : Andhika Prasetia/detikcom
Sumber terpercaya yang hadir dalam persamuhan itu mengatakan suasana diskusi siang itu dipenuhi dengan rasa keprihatinan. Surya Paloh, kata sumber tersebut, benar-benar terkejut atas penetapan tersangka Johnny Plate.
Pasalnya, Surya Paloh sudah tiga kali bertemu dengan Johnny Plate untuk membahas posisi Sekjen NasDem itu dalam kasus korupsi Bakti Kominfo. Dalam tiga pertemuan itu, Johnny mengaku sama sekali tidak terlibat.
“NasDem sedang dalam keprihatinan. Entar saja ya, kalau sudah lewat masa sulitnya, kita ngobrol-ngobrol bareng.”
Apalagi, sehari sebelumnya, Surya Paloh juga disebut mendapat informasi dari kalangan internal Kejagung bahwa posisi Johnny Plate dalam kasus Bakti Kominfo sudah klir. Itu membuat Surya Paloh semakin yakin bahwa Johnny akan terbebas dari tuduhan. Tetapi ternyata, sekitar pukul 12.00 Rabu, 17 Mei 2023 siang, Kejagung justru menetapkan Johnny sebagai tersangka dalam kasus yang merugikan negara senilai Rp 8,03 triliun itu dan kemudian ditahan.
“Maka yang dapat info dari internal (Kejagung) kecele semua. Kaget semua,” tutur sumber terpercaya diunnggah mataradarindonesia.com
Kasus dugaan korupsi penyediaan menara BTS 4G yang menjerat Johnny membuat Surya Paloh tidak bisa tenang. Surya khawatir kalau-kalau ada kader Partai NasDem lainnya yang juga terseret dalam kasus Bakti. Surya pun menanyakan kemungkinan keterlibatan para petinggi Partai NasDem lain yang hadir dalam pertemuan itu dalam kasus Bakti. Tetapi semua mengaku tidak terlibat.
Surya Paloh kemudian meminta kepada para peserta rapat agar memberi tahu apa-apa saja hal yang mereka ketahui tentang korupsi Bakti. Tetapi, dari sekian banyak peserta rapat, tidak banyak kader Partai NasDem yang tahu perjalanan kasus tersebut. Hanya ada satu pejabat tinggi Partai NasDem yang betul-betul tahu dan mengikuti kasus ini.
Sumber ini bilang pejabat tinggi itu pernah beberapa kali bicara dengan Johnny terkait kasus Bakti. Saat itu, sumber ini bilang, Johnny mengaku sangat yakin bahwa Kejagung tidak akan menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus Bakti.
Pasalnya, kewenangan Johnny sebagai Menteri Kominfo dalam kasus ini hanya sebagai pengguna anggaran (PA). Sedangkan kuasa pengguna anggaran (KPA) ada di tangan Bakti dan konsorsium yang ditunjuk sebagai pemenang tender. KPA lainnya juga ada di tangan perusahaan penyedia alat pendukung yang ditunjuk konsorsium untuk menyediakan beberapa komponen utama pembangunan BTS.
Dalam konsorsium pemenang tender dan perusahaan penyedia alat pendukung BTS ini, Johnny bercerita kepada petinggi Partai NasDem, ada beberapa nama tokoh nasional yang justru paling besar menerima keuntungan dari proyek Bakti. Para tokoh ini berasal dan memiliki keterkaitan erat dengan partai-partai besar lain yang berada di Senayan.
“Saya ingat betul waktu pertama penyidikan saya ingetin. ‘John, apa perlu kita bantu?’” kata pejabat tinggi Partai NasDem itu kepada Surya Paloh menceritakan ulang pertemuannya dengan Johnny Plate. “Nggak usah, Bang. Aman, kok,” kata Johnny.
Sumber terpercaya itu melanjutkan, setelah mendengar itu, Surya Paloh menjadi sedikit tenang. Meski begitu, Surya Paloh tetap meyakinkan para kadernya bahwa apa yang terjadi pada Johnny saat ini adalah murni penegakan hukum. Surya Paloh pun meminta kepada para kadernya untuk menjauhkan perspektif politik dalam memandang kasus Johnny tersebut.
Namun, untuk membuktikan apa yang disampaikan Johnny kepada petinggi Partai NasDem ini, Surya pun berbicara kepada media dalam konferensi persnya agar Kejagung terus mengusut tuntas kasus ini hingga ke akarnya. Surya ingin Kejagung tidak pandang bulu atas penegakan hukum yang kini tengah dilakukan.
“Tanpa ada lex specialis dalam pengertian privilese si A boleh diperiksa si C tidak boleh diperiksa. Semakin sedih lagi kita,” tutur Surya Paloh kepada media di NasDem Tower, Jakarta Selatan, pada Rabu, 17 Mei lalu.
Dalam pertemuan itu, kata sumber terpercaya, Surya Paloh juga mewanti-wanti kepada dua menteri dari Partai NasDem yang hadir, yakni Siti Nurbaya dan Syahrul Yasin Limpo, untuk bersiap jika penetapan tersangka terhadap Johnny berimbas pada keduanya.
Surya menegaskan kepada Siti Nurbaya dan Syahrul Yasin Limpo agar menerima apa pun keputusan Presiden Joko Widodo jika kelak mereka diminta untuk selesai dari tugasnya sebagai menteri.
Sumber ini bilang, Syahrul dan Siti pun mengaku siap jika kelak dicopot dari jabatannya. Ketika dimintai konfirmasi terkait hal tersebut,
Menteri LHK yang juga kader Partai NasDem, Siti Nurbaya, enggan memberi komentar. Sementara itu, Syahrul belum membahas pesan maupun mengangkat telepon kami sampai naskah ini diterbitkan.
“NasDem sedang dalam keprihatinan. Entar saja ya, kalau sudah lewat masa sulitnya, kita ngobrol-ngobrolbareng,” tulis Siti melalui pesan singkatnya.
Selepas petang, Surya Paloh dan para petinggi Partai NasDem pun kembali menggelar diskusi bersama di lantai 20, NasDem Tower.
Kali ini mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ikut hadir dalam diskusi tersebut. Suasana yang semula sempat penuh dengan keprihatinan kini jadi sedikit lebih cair.
Ketua DPP NasDem Charles Meikyansyah mengatakan Anies datang ke NasDem Tower untuk menyampaikan rasa keprihatinannya atas ‘musibah’ yang menimpa partai pengusungnya itu pada Pilpres 2024.
Charles bilang, dalam pertemuan dengan Anies, tidak banyak dibahas soal kontestasi politik 2024. Surya Paloh dan Anies hanya sempat menegaskan keduanya tidak akan mengubah sikap untuk Pilpres 2024.
Pertemuan dengan Anies, kata Charles, lebih santai. Surya Paloh beberapa kali terlihat tertawa meski tidak begitu lepas. Sesekali, kata Charles, Surya Paloh juga menggonta-ganti channel televi
“Malah Metro TV yang nggak ditonton. Wah, gue bilang, pemilik Metro nggak mau nonton Metro nih. Ketawa-ketawa beliau,” tutur Charles
Adapun terkait diskusi dugaan adanya aktor lain dalam kasus Bakti, Charles tidak menampiknya. Charles bilang bahwa diskusi itu hanya cara Partai NasDem untuk berprasangka positif kepada Kejagung bahwa kasus yang menimpa Johnny adalah murni penegakan hukum. Charles berharap, jika betul ini adalah masalah hukum, NasDem meminta agar ini dituntaskan sebaik-baiknya.
“Bahwa ini melibatkan tokoh negara dari warna yang berbeda-beda di politik dengan kekuasaan yang berbeda pula dan sebagainya, itu menurut saya. Itu domain yang ada di pihak penyidik, dalam arti Kejaksaan Agung dengan strukturnya,” tutur Charles.
Hubungan Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo yang belakangan merenggang lantaran deklarasi Partai NasDem untuk Anies Baswedan sebagai bakal capres. Ini membuat banyak pihak berspekulasi bahwa penetapan tersangka terhadap Johnny berkaitan dengan masalah politik.
Namun Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana sudah menegaskan penetapan tersangka terhadap Johnny adalah murni penegakan hukum. “Dan tidak ada unsur politik di dalamnya,” kata Ketut pada Rabu, 17 Mei 2023.
Adapun terkait dugaan adanya unsur politis dalam penetapan tersangka Johnny Plate ini, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini meminta siapa pun yang mengeluarkan tudingan itu untuk membuktikannya. Faldo memastikan Kejagung sudah bekerja profesional dalam kasus yang menjerat kader Partai NasDem ini.
“Kalau mau membuktikan, semuanya akan terungkap di fakta persidangan. Di sana akan kelihatan, kasus ini didesain secara politik atau seperti apa,” pungkas Faldo.
Reporter: Fajar Yusuf Rasdianto, Ani Mardatila
Penulis: Fajar Yusuf Rasdianto
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Luthfy Syahban