Jabar – Tidak seperti Menteri lainya. Bahlil adalah salah satu Menteri Kabinet Indonesia Maju Periode kedua Presiden Joko Widodo dan Ma`ruf Amin dipercayakan sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM RI. berkata jujur dihadapan ribuan Praja. Kamis, 11 Juli 2024 kemarin soal dampak pembangunan Investasi terhadap daerah.
Publik selama ini sangat berharap bahwa pembangunan Investasi disemua Daerah tentunya bisa memberikan jaminan hidup yang layak dan baik kepada masyarakat terutama di Daerah dimana investasi tersebut dapat digerakkan. Hal ini sejalan dengan semangat Presiden Jokowi yaitu membangun investasi jangan jawa sentris saja tetapi juga luar jawa.
Pengakuan berbalik Menteri Investasi/Kepala BKPM RI. Bahlil Lahadalia ini dihadapan ribuan Praja IPDN di Jatinangor secara gentlemen mengakui bahwa hari ini Investasi yang sudah hadir di berbagai daerah di Indonesia belum memiliki harapan hidup baik kepada masyarakat merata alias 100 persen dan itu kata dia. Patut diakui.
“Janganlah kalau Investasi masuk rakyat tidak merasakan, saya jujur mengatakan bahwa hilirisasi itu betul-betul belum berkeadilan 100 persen, saya harus jujur diruangan ini, dana transfer ke daerah belum maksimal, pemberdayaan pengusaha daerah belum maksimal, rakyat “bagaimana” juga belum maksimal”, Jujur Bahlil.
Namun disampaikan lebih lanjut bahwa, dampak dari hadirnya pembangunan Investasi di Indonesia negara pasti mendapatkan pendapatan negara cukup tinggi di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo serta dampak untuk investor terbilang baik tetapi ke masyarakat belum mencapai 100 persen baik. ujar bahlil
Menurutnya. Tidak harus melihat ketidak kemerataan itu terjadi dimana-mana sehingga negara membuat formulasi khususnya mengenai investasi yang mendorong investasi yang merata dan berkeadilan tentang lingkungan, saat ini kata dia. Negara sedang membuat formulasi aturanya semoga secepatnya rampung.
“Tidak pernah kita menemukan kekeliruan atau kelemahan kita kalau kita tidak pernah memulai, hilirisasi ini barang baru jadi ketika masuk baru kita tau seleuk beluknya, sehingga tugas kita (Pemerintah-red) adalah memperbaiki yang belum sempurna itu. Dan untuk urusan ketimpangan hgarus betul-betul menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kita
Karena Investasi masuk kita harus betul-betul memperhatikan agar bisa ciptakan lapangan pekerjaan dan menekan angka pengangguran, serta mengurangi ketimpangan. Alhamdulillah daerah-daerah yang menerima Investasi saat ini ketimpangan mulai berkurang. Kecuali yang malas”, Ulasnya
Bahlil sempat menjadi daerah Morowali sebagai contoh saat pidatonya di IPDN kemarin, ia mengungkapkan bahwa daerah atau wilayah sekitar yang terkena dampak pembangunan Investasi tambang miliki pendapatan setiap bulan kurang lebih 30 Juta. Beberapa faktor diantaranya adalah Rumah Kontrak dan peran untuk mensuplay bahan makanan. Jika dilihat gaji di industry hanya kisaran 7-10 Juta. Tidak cukup.
“Nah. Tinggal ketimpangan ini ada dua, apakah masyarakat lokal yang mampu memanfaatkan peluang ini atau masyarakat lain dari luar yang datang sehingga bisa menambah jumlah penduduk di daerah/wilayah sekitar, hal ini juga akan kita sebagai pemerintah akan bicarakan, yang ini saya tegaskan, Pemerintah tidak diam melihat hal-hal yang tidak adil”, Tutupnya.