Jakarta – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui pembentukan Kementerian Investasi dalam rapat paripurna beberapa waktu lalu. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) nantinya akan diubah menjadi Kementerian Investasi.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia merupakan sosok yang tepat untuk memimpin Kementerian Investasi. Alasannya menurut Ujang, Kementerian Investasi merupakan perubahan dari BKPM yang saat ini dipimpin Bahlil Lahadalia.
“Sebenarnya menterinya sudah ada, Pak Bahlil karena kan beliau Kepala BKPM. Jadi saya melihatnya ya Bahlil yang akan jadi Menteri Investasi. Kecuali kalau Pak Jokowi mau mengganti Bahlil,” kata Ujang saat dihubungi merdeka.com, Selasa (13/4) yang dikutip mataradarindonesia.com
Dia berharap Presiden Jokowi memilih kalangan profesional non parpol jika nantinya tidak menjadikan Bahlil sebagai Menteri Investasi. Karena kata dia, saat ini kepercayaan masyarakat terhadap Parpol sudah menurun. Selain itu, lanjut dia, tokoh-tokoh besar dan hebat di setiap Parpol koalisi semuanya sudah menjabat menjadi menteri ataupun kepala daerah.
“Ya memang akan ada pertarungan dari kelompok pendukung Pak Jokowi, baik itu dari relawan, Parpol, atau orang yang berjasa dengan Pak Jokowi yang belum dapat jatah,” ujarnya.
“Tapi jatah untuk parpol sudah terpenuhi semua, nama-nama besar sudah jadi menteri, kalau Pak Jokowi mau ganti Bahlil ya kalau bisa yang berlatar profesional seperti Bahlil,” lanjutnya.
Bahlil diketahui merupakan pengusaha sukses yang mengawali karirnya dari titik nol. Pria kelahiran 1976 itu pernah menjadi sopir angkot, kondektur, kuli bangunan, dan beberapa pekerjaan serabutan lainnya pernah ia lakoni. Sampai akhirnya ia menduduki jabatan sebagai CEO PT Rifa Capital yang sudah memiliki banyak cabang di Indonesia.
Ujang berharap, Presiden Jokowi bisa mengangkat orang-orang seperti Bahlil untuk memimpin Indonesia. Namun, Ujang pun yakin, siapapun yang akan dipilih Jokowi merupakan yang terbaik sesuai dengan dua kriteria yang telah disebutkan Jokowi sebelumnya.
Punya Jaringan Luas
Kriteria kedua Menteri Investasi itu menurut Ujang yakni memiliki jaringan luas. Menurut dia, kriteria itu penting untuk menggaet para investor berinvestasi atau menanamkan modalnya ke Indonesia sehingga bisa meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan, yang mana berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.
“Yang pasti harus bisa menarik investasi hingga bisa membangun Indonesia. Harus dari latar belakang yang tepat di bidang ini ya,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.
Selain itu, menurutnya sosok yang bisa menduduki kursi menteri tersebut pastinya merupakan seseorang yang profesional atau ahli di bidang tersebut. Selain ahli, calon menteri tersebut juga harus bisa memimpin dan berorganisasi. Karena kata dia, jika hanya ahli saja namun tidak bisa memimpin, maka dia memprediksi kementerian tersebut akan kacau-balau.
“Latar belakang organisatoris itu sangat penting untuk memimpin kementerian, bukan hanya bisa me-manage kementerian itu, tapi harus jadi lokomotif perubahan di kementeriannya,” ujarnya.
Sementara Direktur Eksekutif Indobarometer, Muhammad Qodari mengatakan criteria soal penanaman modal dan investasi di Indonesia, Qodari yakin Bahlil Lahadalia masih layak dilantik sebagai Menteri Investasi. sejauh ini, menurut dia, Kepala BKPM dijabat oleh Bahlil Lahadalia . Maka itu, menteri investasi itu diyakini akan dijabat oleh Bahlil Lahadalia .
“Sudah pasti Bahlil. Pertama, di kepala Pak Jokowi itu memang menteri investasi,” ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari kepada SINDOnews, Selasa (13/4/2021) dikutip mataradarindonesia.com
Qodari menilai kinerja Bahlil Lahadalia sebagai Kepala BKPM selama ini cukup bagus. Kemudian, kata Qodari, capaian atau realisasi investasi BKPM selama dipimpin Bahlil Lahadalia selalu di atas target. “Enggak ada pilihan lain,” tuturnya.
Di samping itu, dia mengatakan Bahlil Lahadalia mendukung atau menjadi tim suksesnya Calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasjid. “Kalau (Bahlil, red) tidak jadi menteri investasi tentu daya dorongnya akan lemah untuk menggolkan Arsjad Rasjid sebagai ketua Kadin,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, ketua Kadin berkaitan erat dengan investasi. Karena, lanjut dia, Kadin adalah pengusaha lokal yang menjadi mitra dari investor-investor dari luar negeri mau masuk ke Indonesia.
“Jadi saya melihat Bahlil sudah sangat nyaman dengan Arsjad Rasjid dan itu sangat dibutuhkan agar investasi bisa berhasil dengan maksimal antara pemerintah dengan Kadin harus klir hubungannya agar mulus nanti investasi dari luar,” pungkasnya.