12.5 C
New York
Sabtu, Mei 24, 2025

Buy now

Refleksi 1 Mei 1963, Donatus Nimbitkendik : Dulu dan Selamanya Papua Adalah NKRI

Fakfak – “Dahulu Merah Putih, Sekarang juga Merah Putih, Besok dan seterusnya selamanya Papua tetap Merah Putih”. Semangat memperingati Hari Kembalinya Papua ke Pangkuan NKRI. Kodim 1803/Fakfak dan Korem 182/JO Fakfak kerjasama dengan beberapa Organisasi di Kabupaten Fakfak menggelar FGD.

Kegiatan yang dilaksanakan sehari dalam rangka memperingati Hari Kembalinya Papua ke Pangkuan NKRI itu. Kemarin bertempat di Gedung pertemuan Winder Tuare Fakfak, rabu, 30 April 2025. dihadiri ratusan peserta dari unsur Pelajar, (SMP dan SMA), Mahasiswa, kalangan Veteran dan anggota organisasi lainya di Kabupaten Fakfak.

Wakil Bupati Fakfak. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Hari Bersejarah tanggal 1 Mei 1963, Rakyat Papua melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) memutuskan pilihannya untuk kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu disampaikan Wakil melalui Forum FGD (Forum Group Discussion) dimaksud.

Fokus Group Discussion (FGD) Bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu mengusung tema “Aktualisasi Nilai-Nilai Perjuangan Kembalinya Irian Barat Ke Pangkuan Negera Republik Indonesia (NKRI)”, Wabup menegaskan bahwa 1 Mei mengenang 62 tahun perjuangan NKRI dalam mengintegrasikan Papua Barat menjadi bagian dari Ibu Pertiwi.

Donatus Nimbitkendik menegaskan bahwa dari dulu dan selamanya. Pulau Papua tetap berada di wilayah kedaulatan Negara kesatuan republik Indonesia. Ia kemudian mengajak semua untuk dapat menentang adanya kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengganggu kedaulatan NKRI diatas Tanah Papua.

Pasalnya, hal tersebut. Kata Donatus Nimbitkendik bahwa telah selesai dimeja internasional sejak 62 tahun silam. Sehingga tidak boleh ada lagi upaya-upaya yang dilakukan secara masif dalam melakukan dogma-dogma terkait dengan pelaksanaan Pepera sebagai upaya untuk mengganggu keutuhan NKRI.

Ia juga sedikit megulas terkait dengan kembalinya Papua Barat ke pangkuan NKRI. bahwa bermula dari konferensi meja bundar yang diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus 1949 di Den Haag, tidak sampai disitu, hal inipun masi berlangsung ke forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

Atau yang dikenal dengan perjanjian New York antara Indonesia dan Belanda hingga sampai pada Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) sebagai media untuk mengonfirmasi pilihan masyarakat papua apakah memilih bergabung dengan NKRI atau berdiri sendiri. pada 1 Oktober 1962.

Berikut kutipan pernyataanya : “Penjelasan secara singkat. Tentu kita bersepakat bahwa dari dulu dan selamanya Pulau Papua merupakan wilayah kedaulatan Republik Indonesia, kita juga menentang adanya kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengganggu kedaulatan NKRI diatas Tanah Papua.

Sebab hal tersebut telah selesai dimeja internasional sejak 62 tahun silam. sehingga tidak boleh ada lagi upaya-upaya yang dilakukan secara masif dalam melakukan dogma dogma terkait dengan pelaksanaan Pepera sebagai upaya untuk mengganggu keutuhan NKRI”, Tegas Donatus Nimbitkendik.

Kegiatan yang diprakarsai oleh Korem 182/JO Fakfak dan Kodim 1803/Fakfak mendapat apresiasi dari Wakil Bupati Fakfak selaku pemerintah daerah, sebab FGD dimaksud merupakan langkah kongkrit dalam menepis isu-isu yang dikembangkan oleh kelompok tertentu yang menentang kedaulatan NKRI.

Wabup juga berharap dengan adanya pelaksanaan FGD kemarin yang dimotori Korem 182/JO dan Kodim 1803/Fakfak dapat merefleksi kembali perjalanan perjuangan kemerdekaan indonesia yang kemudian digenapkan dengan kembalinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiw, Jelasnya. (ret)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

error: Content is protected !!